.widget.ContactForm { display: none; }

search

Tuesday 9 June 2015

Laporan Resmi Praktikum Asidimetri Kimia Analisis


        I.            TUJUAN
Pratikum ini mertujuan untuk menetapkan kadar NaHCo3menggunakan prinnsip  reaksi asam basa.
Mahasiswa mampu melakukan standarisasi HCl
      II.            DASAR  TEORI
Titrasi asam basa adalah di mana reaksi  antara analit dan titrannya adalah merupakan reaksi asam basa .asidumetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat basa dengan  mengggunakan standar senyawa asam .yang sudah di ketahui konsentrasinya.reaksi antara asam dan basa pada dasrnya termasuk reaksi netralisasi,yaitu reaksi antara donor proton(asam) dan penerima  proton disebut akseptor proton (basa).jika asam dan basa sama-sama kuat ,maka saat titik akhir titrasi larutan akan netral ,sedangkan jika salah satu lemah maka garam akan terhirolisa maka larutan sedikit asam atau basa .

Penetapan kadar natrium hydrogen karbonat NaHCo3 dapat di lakukan dengan titrasi asam basa menggunakan larutan standar HCl menurut reaksi

 NaHCo3+ HCl                                NaCl+H2O+CO2
Larutan HCl dapat di standarkan dengan boraks yang merupakan reaksi asam kuat dengan basa lemah .boraks di gunakan sebagai bahan standar dalam penetapan normalitas HCl karena mudah di peroleh dalam keadaan murni ,cukup stabil,dan mempunyai berat ekuivalen yang tinggi.reaksi yang terjadi adalah sebagi berikut:
Na2B4O7.10H2 +2HCl                                                  4H3 BO3 + 2NaCl+5H2O
Proses titrasi di lakukan dengan penanbahan asam standar  kedalam basa.asam    akan bereaksi dengan basa mengakibatkan penurunan pH secara bertahap .penentuan titik ekuivalen dilakukan dengan dua cara menggunakan indicator dan menggunakan pH meter.
TITIK EKUIVALEN
             Titrasi merujuk pada  proses pengukuran volume titran yang di perlukan untuk mencapai titik ekuivalen,pada saat titik ekuivalen berlaku persamaan yang mendasar  yaitu:

gr ek titrat = gr ek ttitran  atau N titrat x N titart =N titran x N titran
 beberapa besaran  dan satuan yang sering di gunakan dalam perhitungan titrimetri adalah :
 v                           :Volume larutan (liter)
M                          :molaritas laruatn (gr mol/liter)
N                           :normalitas larutan(gr mol ek/liter)                         
BM                       :berat molekul(gr/gr mol)
BE                         :berat ekivalen zat (gr/gr mol ek)






gr ek = berat / BE
BOBOT EKUVALEN (BE)
 Bobot ekuivalen adalah bobot satu ekuivalen suatu zat dalam gram.BE=
n(ekuivalensi)adalah jumlah mol  hydrogen ,elektrom,atau kation univalen yang di berikan atau oleh zat yang bereaksi.

KADAR ANALIT DALAM SAMPEL
Kadar suatu zat yang terkandung dalam suatu sampel dapat di nyatakan dengan beberapa satuan,antar lain:

Persen bobot /bobot(%b/b),artinya jumlah gram zat dalam 100gr larutan tau campuaran kadar(%b/b)= x100%
Persen bobot per volume (%b/v)jumlah gr zat dalam air 100 ml larutan , sebagai pelarut daoat di gunakan air aatau pelarut lain

kadar(%b/v)= x100%

persen volume per volume(%v/v)jumlah ml zat dalam 100 ml larutan

kadar(%v/v)= x100%
 persyaratan untuk reaksi pada titrimetri adalah :
a)      Reaksi harus berlanngsung sesuai persamaan reaksi tertentu
b)      Tetapan kesetimbangan reaksi harus sangat besar (saat terjadi titrik ekuivalen ,maka reaktan habis dan yang tersisa hanya produk)
c)       Adnya indicator yang mendeteksi saat terjdi titik eluvalen ,baik indicator visuall maupun non visual
d)      Reaksi berlangung cepat sehingga mudah du amati.


















    III.            PROSEDUR KERJA
a)      ALAT DAN BAHAN
ALAT YANG DI GUNAKAN
1.                Neraca analitik
2.                Gelas arloji 1 buah
3.                Pipet volume 10 ml
4.                Buret 25 ml
5.                Corong
6.                Labu ukur 100ml, 50 ml ,500ml
7.                Pipet gondok 25 ml
8.                Pro pipet
9.                Beker gelas 100 ml
10.            Erlenmeyer
11.            Pipet tetes
               




BAHAN –BAHAN YANG DI GUNAKAN
1.                Aquades
2.                Sampel NaHCO3
3.                HCl
4.                Na2B4O7.10H2(boraks)
5.                Indicator MO
             

               
b)      SKEMA KERJA:

·                                 Skema cara kerja standarisasi HCL

0,5 gr Na2B4O7.10H2 + aquades sampai  batas 50ml
Memipet sebanyak 25ml + 3 tetes MO
Sampai homogen
 


                                                                                                                                                                                                               
 




Mencatat informasi
Di ulang sebanyak 3 kali
Berwarna merah mudah
Titrasi denag n HCl
                         




                                                                             



·                                       Penetapan kadar Natrium Bikarbonat( Asidimetri)
Catat volume HCL dan info yang terjadi
Memipet 10 ml
Masukan dalam Erlenmeyer +3 tetes MO
Di larutkan dengan aquades sampai batas 50ml
Menimbang 0,25 gr NaHCO3

Titrasi dengan HCl 3 kali
 













































    IV.            HASIL   ANALISIS
a.       Data analisis standarisasi HCl
Tutrasi
Volume HCL(buret)
Volume boraks(titran)
Perubahan warna
1
4,6ml
25ml
Orange-merah muda
2
4,4ml
25ml
Orange-merah muda
3
4,5ml
25ml
Orange-merah muda


b.      Data penetapan kadar Natrium bikarbonat
titrasi
Volume HCL(buret)
Volume NaHCO3
(titran)
Perubahan warna
1
5,5ml
10ml
Orange-merah muda
2
5,4ml
10ml
Orange-merah muda
3
5,3ml
10ml
Orange-merah muda

PERHITUNGAN:
1.       Standarisai HCL
NaB4O7                              2Na+ + B4 O72-
n=2
N Boraks = n.M
                =
                  =
                  =0,052N
2.       Perhitungan HCL N HCl
N.Vboraks = N.VHCl
0,052.10ml=N.4,5
N                =

N                   =0,1155
3.       Menghitung kadar natrium bikarbonat (NaHCO3)
% NaHCO3 = x100%
                      = x100%
                     
                      = x100%

                    =0,01995x100%
                      =19,95%


      V.            PEMBAHASAN
1)      Standarisasi Larutan HCl
Standarisasi HCl  berguna untuk mengetahui kemurnian HCl yang kemudian di gunakan untuk menitrasi larutan natrium bikarbonat.
Syarat –syarat standarisasi
Ø  Zat harus murni dan mempunyai rumus yang pasti
Ø  Bobot ekuivalen yang tinggi dan stabil

Menimbang  0,5 gr boraks murni menggunakan neraca anal;itik di bantu dengan gelas arloji,kemudian di maukan ke dalam gelas beker dan di tambah aquades lalu di aduk.jika borks sudah homogeny atau sudah larut ,langkah selanjutnya adalah memasukannya ke dalam labu ukur 50 ml .menambah aqudes sampai gars batas.kemudian alat yang telah di gunakann di cuci agar tiadk adda lagi larutan yang tersisa.memipet larutan boraks sebanyak 25ml menggunakan pipet volume,di masukan ke dalam Erlenmeyer,kemudian tambahkan indicator MO.apabila sudah di tambhkan indokator lansung lakukan titrasi karena kalau kelamaaan akan terkontaminasi,jadi meneteskan indicator bila ingin melakukan titrasi.kemudian amati warnanya.menitrasii dengan larutan HCl dalam buret hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang selanjutnya di sebut titik akhir yang akan di gunakan pada perhitungan selanjutnya.mengulangi prosedur mulai dari memipet boraks hinggga titrasi 3 kali.
Di lakukan pengulangan untuk kepresisian atau ke akuratan data.mencuci peralatan .percobaan harus di lakukan berhati-hati  karena bahan-bahan yang di gunakan merupakan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan pratikum.
Data analisis standarisasi HCl
Tutrasi
Volume HCL(buret)
Volume boraks
Perubahan warna
1
4,6ml
25ml
Orange-merah muda
2
4,4ml
25ml
Orange-merah muda
3
4,5ml
25ml
Orange-merah muda
Daru data di atas ,volume yang di gunakan dalam perhitungan adalah data rata-rata dari hasil data yang di peroleh pad titrasi pertama,ke dua,ke tiga.
hasil  yang di peroleh tiap titrasi berbeda-beda di karenakan  ada beberapa hal:
§  Ketelitian dan keterampilan yang terbatas dan berbeda –beda,
§  Praktikan selalu bergantian dalam percobaan
§  Pembuatan larutan yang kurang baik
§  Kebersihan alat dan lain-lain

2)      Penetapan kadar natrium bikarbonat
Menimbang sampel natrium bikarbonat sebanyak 0,25 gr,, dengan gelas arloji.kemudian di masuakn dalamm gelas beker tambahkan sedikit aquades klalu aduk  sampai homgen,selanjutnya mmasuakan ke dalam labu ukur 50ml tambah kan aqquades sampai batas.memipet 10 ml kemudian masukan ke dalam Erlenmeyer,dan tambahkan 3 tetes  MO.mentrasi dengan lautan HCl yang telah di ketahui kemurnianannya  pada tahap standarisasi himgga warnya berubah.dari orange menjadi merah muda .mengulangi ttitrasi 3 kali.
 Di lakukan pengulangan untuk kepresisian atau ke akuratan data.mencuci peralatan .percobaan harus di lakukan berhati-hati  karena bahan-bahan yang di gunakan merupakan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan pratikum.

Data penetapan kadar Natrium bikarbonat
titrasi
Volume HCL(buret)
Volume NaHCO3

Perubahan warna
1
5,5ml
10ml
Orange-merah muda
2
5,4ml
10ml
Orange-merah muda
3
5,3ml
10ml
Orange-merah muda
Dari data di atas ,volume yang di gunakan dalam perhitungan adalah data rata-rata dari hasil data yang di peroleh pada titrasi pertama,ke dua,ke tiga.
hasil  yang di peroleh tiap titrasi berbeda-beda di karenakan ada beberapa hal:
§  Ketelitian dan keterampilan yang terbatas dan berbeda –beda,
§  Praktikan selalu bergantian dalam percobaan
§  Pembuatan larutan yang kurang baik
§  Kebersihan alat dan lain-lain

    VI.            KESIMPULAN
§  Ada dua macam metode titrasi asam basa  ,yaitu asidimetri dan alkalimetri
§  Titrasi asam basa adalah titrasi di mana reaksi antara analit dan  titranya adalah merupakan reaksi asam basa
§  Syarat –syarat titrasi
Ø  Reaksi berlangsung cepat
Ø  Harus stiokometri
Ø  Tidak boleh terjadi samping
Ø  Pada saat titik ekuivalen perubahan warna sekonyong-konyong
§  Asidimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan standar senyawa asam.
§  Pemilihan indikator harus sesuai.indikator yang di gunakan adalah indicator asam basa yang mana zat akan berunbah waran apabila lingkungan pHnya berubah.
§  Hasilk prattikum berbeada-beda karena:
1)      Ketelitian dan keterampilan yang terbatas dan berbeda –beda,
2)      Praktikan selalu bergantian dalam percobaan
3)      Pembuatan larutan yang kurang baik
4)      Kebersihan alat dan lain-lain
                                         
§  Penetesan indicator harus di lakukan bila ingin melakukan titrasi
§  Harus di lakukan standarisai terlebih dahulu.
§  Rumus untuk penentuan kadar:
kadar(%b/b)= x100%
kadar(%b/v)= x100%
kadar(%v/v)= x100%
§  Kadar  NaHCO3 yang di tentukan dengan indicator aasam basa adalah 19,19%
§  Syarat –syarat standarisasi
1.Zat harus murni dan mempunyai rumus yang pasti
2.Bobot ekuivalen yang tinggi dan stabil









DAFTAR PUSTAKA
Day,RA.,Uderwood A.L…1980.analisa  kimia kuntitatif edisi keempat.erlangga:Jakarta.
Sya’bani,M.W.2009.buku petunjuk Pratikum kimia analisis: Yogyakarta,akademi teknolgi kulit.




;

No comments:

Post a Comment