PRAKTIKUM
ANALISIS MINYAK NABATI
(MINYAK CURAH)
I.
Tujuan
Percobaan
1.
Mempelajari cara
analisis sifat-sifat kimia dari minyak nabati (minyak curah).
2.
Menentukan ekivalen
asam lemak minyak nabati bebas dari minyak nabati yang dianalisis (minyak
curah).
3.
Menentukan ekivalen
asam lemak total dari minyak nabati yang dianalisis (minyak curah).
II.
Dasar
Teori
Minyak
Curah
Minyak curah itu
adalah sebutan untuk minyak goreng tanpa merek, dan biasanya penjualannya bisa
dimulai dari 1/4 liter.
(www. google.
com / index.html)
Thursday, June
28, 2007
Minyak goreng
bagi penduduk Indonesia merupakan salah satu kebutuhan bahan pokok. Karena
dalam kehidupan sehari-hari minyak goreng digunakan untuk memasak, baik pada
proses penumisan, maupun penggorangan dalam jumlah yang sedikit dan yang
banyak.
Sebab, minyak
yang digunakan dalam proses menumis yang memberikan citarasa yang lebih lezat,
aroma dan penampakan yang lebih menarik daripada makanan yang direbus atau
dikukus. Selain itu, minyak goreng juga membuat makanan menjadi renyah, kering,
dan berwarna keemasan atau kecoklatan.
Hanya saja
dipasaran banyak dijual minyak goreng branded maupun minyak goreng tanpa merek,
yang sering disebut minyak goreng curah.
Rosiani, Ahli Gizi RS Awal Bros Batam menuturkan, tidak ada masalah masyarakat menggunakan minyak goreng curah, hanya saja minyak goreng curah tidak boleh digunakan berulang kali. ''Minyak goreng curah berbeda dengan minyak goreng bermerek, seperti filma, bimoli dan sebagainya. Karena minyak goreng bermerek dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng curah proses penyaringan hanya satu kali,'' terangnya. Sehingga dari warnanya berbeda dengan minyak goreng bermerek yang lebih jernih dibanding minyak goreng curah. Begitu juga kandungan yang terdapat antara minyak curah dan minyak kemasan.
''Dari segi kandungan minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak kemasan,'' tuturnya. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak curah, asalkan tidak berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan.
Rosiani, Ahli Gizi RS Awal Bros Batam menuturkan, tidak ada masalah masyarakat menggunakan minyak goreng curah, hanya saja minyak goreng curah tidak boleh digunakan berulang kali. ''Minyak goreng curah berbeda dengan minyak goreng bermerek, seperti filma, bimoli dan sebagainya. Karena minyak goreng bermerek dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng curah proses penyaringan hanya satu kali,'' terangnya. Sehingga dari warnanya berbeda dengan minyak goreng bermerek yang lebih jernih dibanding minyak goreng curah. Begitu juga kandungan yang terdapat antara minyak curah dan minyak kemasan.
''Dari segi kandungan minyak curah kadar lemaknya lebih tinggi dan juga kandungan asam oleat dibanding minyak kemasan,'' tuturnya. Namun tidak ada masalah menggunakan minyak curah, asalkan tidak berlebihan dan tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan.
Sekedar
diketahui, minyak curah hanya mengalami penyaringan sampai tahap olein. Dan
masih mengandung soft stearin (minyak fraksi padat) pada tingkat tertentu. Oleh
karena itu minyak curah biasanya lebih keruh dibandingkan minyak bermerek.
Selain itu tingkat sanitasi dan kebersihannya kurang baik, tidak sebersih
minyak bermerek. Oleh karena itu, kalau ada minyak curah yang bening dan bersih
sebenarnya lebih aman karena tidak mengandung antioksidan. Tetapi jenis itu
jarang dijumpai di pasar. ''Tidak ada salahnya menggunakan minyak goreng curah,
hanya saja kadar kebersihannya berbeda dengan minyak kemasan dan minyak kemasan
kadar lemaknya lebih rendah,'' pungkasnya. (www.
google. com/ kandungan-lemak-minyak-curah-lebih.html).
Minggu, 2009 Maret 08
Lemak dan minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang
terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak
dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa
kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut
. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya
asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih
polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan
menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi
dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan
senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari
gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
1.
Penamaan lemak dan
Minyak
Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat
asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran at pada asam lemak
dengan akhira in , misalnya :
~
tristearat dari
gliserol diberi nama tristearin
~
tripalmitat dari gliserol
diberi nama tripalmitin
Selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama
dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester, misalnya:
~
triestearat dari
gliserol disebut gliseril tristearat
~
tripalmitat dari
gliserol disebut gliseril tripalmitat
2.
Pembentukan Lemak dan
Minyak
Lemak dan minyak merupakan
senyawaan trigliserida dari gliserol . Dalam pembentukannya, trigliserida
merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam
lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu
molekul trigliserida dan satu molekul air .
Asam lemak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak
jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya
tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam
lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada
rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat.
Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
3.
Dasar-dasar analisa
lemak dan minyak Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
~
Penentuan kuantitatif,
yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan atau
bahan pertanian.
~
Penentuan kualitas
minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya penjernihan (refining)
, penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan
tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan,sifat gorengngya,baunya maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini
adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida
,tingkat ketengikan dan kadar air.
~
Penentuan sifat fisika
maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak tertentu.
data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert-Meissel,angka
polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik cair,angka
kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak , dan sebagainya.
Jenis-jenis lemak dan minyak dapat dibedakan
berdasarkan sifat-sifatnya.
Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
Penentuan angka penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan berat
molekul lemak dan minyak secara kasar, minyak yang disusun oleh asam lemak
berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul ytang relatif
kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya
mempunyai berat molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . Angka
penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mgaOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
Penentuan angka ester
Penentuan angka ester
Angka ester menunjukkan jumlah asam
organik yang bersenyawa sebagai ester. Angka ester dihitung dengan selisih
angka penyabuanan dengan angka asam. Angka ester = angka penyabunan – angka
asam.
Penentuan angka iodine
Penentuan angka iodine
Penentuan iodine menunjukkan
ketidak jenuhan asam lemak penyusunan lemak dan minyak. Asam lemak tidak jenuh
mampu mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iodine yang
diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemaknya.
Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang diikat oleh
100 gram lemak atau minyak.
Penentuan angka Reichert-Meissel
Angka Reichert-Meissel menunjukkan
jumlah asam-asam lemak yang dapat larut dalam air dan mudah menguap. Angka ini
dinyatakan sebagai jumlah NaOH 0,1 N dalam ml yang digunakan unutk menetralkan
asam lemak yang menguap dan larut dalam air yang diperoleh dari penyulingan 5
gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu. Asam lemak yang mudah menguap dan
mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
Faktor
penentu kualitas lemak atau minyak, antara lain:
1. Penentu angka asam
1. Penentu angka asam
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas
yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai
jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam satu gram lemak atau minyak.
2. Penentuan angka peroksida
Angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakan dari
lemak atau minyak.
3. Penentuan asam thiobarbiturat
(TBA)
Lemak yang tengik mengandung aldehid dan kebanyakan
sebagai monoaldehid. Banyaknya monoaldehid dapat ditentukan dengan jalan
destilasi lebih dahulu. Monoaldehid kemudian direaksikan dengan thiobarbiturat
sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna merah. Intensitas warna merah
sesuai dengan jumlah monoaldehid dapat ditentukan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 528 nm.
Angka TBA = mg monoaldehida/kg minyak
Angka TBA = mg monoaldehida/kg minyak
4.
Penetuan kadar minyak
Penentuan kadar air dalam minyak dapat dilakukan
dengan cara thermogravimetrri atau cara thermovolumetri.
Kegunaan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan
senyawaan organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan
minyak ini antara lain:
1.
Memberikan rasa gurih
dan aroma yang spesifik.
2.
Sebagai salah satu
penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul
3.
Sumber energi yang
efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan minyak
jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak
atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap
1 gram protein atau karbohidrat.
4.
Karena titik didih
minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di
mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya
atau menjadi kering.
5.
Memberikan konsistensi
empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
6.
Memberikan tektur yang
lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.
7.
Minyak nabati adalah
bahan utama pembuatan margarine
8.
Lemak hewani adalah
bahan utama pembuatan susu dan mentega
9.
Mencegah timbulnya
penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.
Sifat-sifat
Lemak dan Minyak
Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1.
Bau amis (fish flavor)
yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecithin
2.
Bobot jenis dari lemak
dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar
3.
Indeks bias dari lemak
dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian
minyak.
4.
Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali
minyak jarak (coastor oil), sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna
dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5.
Titik didih asam lemak semakin meningkat
dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6.
Rasa pada lemak dan
minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena asam-asam yang
berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau
lemak.
7.
Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara
mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
8.
Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk
mengidentifikasikan minyak/lemak
9.
Shot melting point
adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak
10. Slipping
point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh
kehadiran komponen-komponennya
Sifat-sifat Kimia
Minyak dan Lemak
1.
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2.
Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3.
Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4.
Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
5.
Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara
hidrolisa esterr.
6.
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak
antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak . Terjadinya reaksi oksidasi
ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
Perbedaan Antara Lemak dan Minyak
Perbedaan
antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
~
Pada temperatur kamar
lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
~ Gliserrida
pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak
(minyak nabati). Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak
asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
(www. google. com / lemak-dan-minyak-lemak-dan-minyak.html)
Lemak
dan minyak merupakan senyawa organik alami yang tidak larut dalam air dan dapat
larut dalam pelarut organic, seperti alcohol, eter, dan hidrokarbon. Rumus
bangun minyak atau lemak adalah ditunjukkan pada gambar I. I :



Gambar
I. I Rumus bangun minyak atau lemak
Dengan
R1, R2, R3 adalah asam-asam karboksilat atau
asam lemak yang bisa sama atau berbeda. Apabila ketiga asam lemak itu sama maka
lemaknya disebut lemak sederhana, sedangkan bila berbeda disebut lemak
campuran.
Asam
lemak umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Pemberian
nama lemak atau minyak seringkali menggunakan derivate asam-asam lemak,
misalnay gliseril tristearat diberi nama tristearin, dan gliseril tripalmitat
disebut tripalmitin.
Pada
umumnya asam lemak penyusun tritrigliserid mempunyai atom C lebih dari 16 atom.
Minyak yang dihasilkan dari tumbuhan (minyak nabati) mempunyai kandungan asam
lemak yang berbeda-beda, seperti yang ditunjukkan pada tabel I. II :
Tabel
I. II. Kandungan Asam Lemak Berbagai Minyak Nabati
Minyak
|
Asam
Oleat
|
Asam
Linoleat
|
Asam
Stearat
|
Asam
Miristat
|
Asam
palmitat
|
Asam
Arasidat
|
Kelapa
|
5,0
|
3,0
|
3,0
|
18,5
|
7,5
|
|
Kacang
|
42
– 72
|
2
– 4
|
2
– 4
|
6
– 12
|
5
– 7
|
|
Biji
Kapuk
|
46,1
– 56,6
|
4,9
– 8,6
|
4,9
– 8,6
|
10,5
– 10,8
|
1
|
|
Jagung
|
43,4
|
3,3
|
3,3
|
7,3
|
0,4
|
|
Sawit
|
38,4
|
4,2
|
4,2
|
1,1
|
41,1
|
Beberapa cara
analisis untuk mengenal sifat lemak dan minyak adalah :
1.
Ekivalen asam lemak
bebas, yaitu kadar asam lemak yang tidak terikat atau tidak tereter dengan
gliserol yang dinyatakan dalam milligram ekivalen asam lemak/gram minyak. Kalu
nilai ini dikalikan dengan 56 (berat molekul KOH) diperoleh bilangan asam.
2.
Ekivalen asam lemak
total, yaitu kadar asam lemak total (asam lemak bebas dan asam lemak gliserol)
yang dinyatakan dalam milligram ekivalen asam lemak/gram minyak. Bilangan sabun
diperoleh dengan mengalikan nilai ini dengan berat molekul basa KOH (56).
(Buku petunjuk praktikum kimia organik. RB. Seno Wulung)
III.
Alat
dan Bahan
Alat
yang Digunakan
1.
Alat-alat utama : Erlenmeyer, kompor pemanas, neraca
analitik, pendingin balik, statif klem
2.
Alat-alat pembantu : Buret, Labu ukur, botol timbang, gelas
arloji, pipet ukur, karet hisap dan gelas ukur, gelas beker, neraca analitik,
ember, lap kain, oven.
Peralatan utama dapat disusun seperti terlihat pada
gambar I. III

Gambar I. III. Rangkaian Alat Penentuan
Ekivalen Asam Lemak Bebas
Bahan yang digunakan
Bahan Utama
Ø Minyak
kelapa (minyak curah)
Bahan
Pembantu
Ø Sample
Minyak Kelapa Sawit
Ø Larutan
HCl 37%
Ø Etanol
Ø KOH
Ø NaOH
Ø Indikator
Metil Jingga/ Metil Orange (MO)
Ø Indikator
Phenol Pthalein (PP)
Ø Aquades
IV.
Cara
Kerja
Standarisasi
Larutan
a. Standarisasi H2SO4
Ø Menimbang
2,0287 gr Boraks (Na2B4O7.10H2O)
dengan gelas arloji menggunakan neraca analitik
Ø Melarutkan
Boraks dengan aquades dalam gelas beker kemudian masukkan ke dalam labu takar
100 ml dan menambahkan aquades hingga garis batas
Ø Lalu
kocok hingga homogen
Ø Mengambil
25 ml larutan Boraks kemudian ditambah dengan 3 tetes indicator MO
Ø Menitrasi
larutan tersebut menggunakan larutan H2SO4 hingga larutan
berubah menjadi merah muda
Ø Mengulangi
langkah ketiga dan keempat sebanyak satu kali
Ø Mengamati
perubahan warna dan mencatat volume H2SO4 yang digunakan
b. Standarisasi NaOH
Ø Mengambil
15 ml larutan H2SO4 kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
dan menambahkan 3 tetes indicator PP
Ø Menitrasi
dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna menjadi ungu muda
Ø Mengulangi
langkah di atas sebanyak satu kali
Ø Mengamati
perubahan warna dan mencatat volume NaOH yang digunakan
c.
Penentuan
Asam Lemak Bebas
Ø Mengambil
5,0074 gr minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambah dengan 50 ml
alkohol netral dan 3 tetes indicator PP
Ø Memanaskan
larutan tersebut selama satu jam
Ø Setelah
itu, larutan tersebut dibiarkan dingin hingga mencapai suhu kamar
Ø Menitrasi
dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna menjadi ungu muda
Ø Mengamati
perubahan warna dan mencatat volume NaOH yang digunakan
Ø Menghitung
ekivalen asam lemak bebas
Penentuan Asam Lemak
Total
Ø Mengambil
5,0066 gr minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambah dengan 50 ml
KOH alkoholis
Ø Memanaskan
larutan tersebut selama satu jam
Ø Setelah
itu, larutan tersebut dibiarkan dingin hingga mencapai suhu kamar
Ø Menitrasi
dengan larutan H2SO4 hingga terjadi perubahan warna dari
ungu muda menjadi bening keruh
Ø Mengamati
perubahan warna dan mencatat volume H2SO4 yang digunakan
Ø Menghitung
ekivalen asam lemak total
;
No comments:
Post a Comment